SEMILIR BERAKHIR
Karya: Mujahidin United grup
Angin akhir tahun menampar mimpi yang menghiasi lelapku. Membuatku terjaga dengan menggigil. Cepat-cepat kuambil selimutku yang pergi dari mendekapku, mungkin karena ulah tubuhku akibat resonansi mimpi yang kuat.
Kehangatan dekapan selimut ini menguatkan pertahananku dari angin malam yang masuk ke kamar. Tapi hanya tubuhku yang dapat bertahan. Pikiranku sungguh kalang kabut. Apakah mimpi tadi jadi kenyataan? Segera aku beranjak dari ranjang dan tak lupa kubawa juga selimut untuk mendekapku.
Jendela kamar kubuka sedikit demi sedikit, tanpa kenal ampun tamparan keras angin malam langsung mendarat di wajahku. Kucari isyarat-isyarat yang mungkin tepat dari mimpi tersebut, sebelum akhirnya kututup kembali jendela tanpa ada isyarat yang kudapat. “Ah.....semoga takkan terjadi”.